Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Blibli (BELI) Bakal IPO, Bidik Dana Rp 8 T

Saham baru tersebut telah diperkenalkan kembali di Bursa Efek Indonesia. Saham baru tersebut akan dibeli dari hasil penawaran umum perdana (IPO) PT Global Digital Niaga Tbk alias Blibli. Apakah saham Blibli (BELI) E-Commerce ini memiliki nilai koleksi dan prospek yang bagus?

Blibli juga secara langsung mengelola dua perusahaan besar yang telah membantu menumbuhkan ekosistem digital dan non-digitalnya. Keduanya adalah PT Global Tiket Network (tiket.com) dan PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC), yang lebih dikenal dengan Ranch Market.

Blibli sendiri didirikan oleh Djarum Group dan mulai beroperasi pada tahun 2011 sebagai platform e-commerce dengan model bisnis B2C (Business to Consumer). Kemudian, pada 2017 lalu, konglomerat bisnis Hartono Duo juga mengakuisisi startup pemesanan tiket online ticket.com. Diketahui

didirikan pada 2011 dan resmi menjadi anak perusahaan pada 2021, sesuai prospektus. Namun, keterlibatan pertama tiket.com dimulai pada 2018, setahun setelah diakuisisi oleh Grup Djarum. Blibli saat ini memiliki 99,99% dari ticket.com secara langsung.

Blibli kemudian juga mengakuisisi pengecer penjualan fisik untuk memperluas bisnisnya dan memperkuat rantai pasokan perusahaan. Didirikan pada tahun 1997 dan diperdagangkan secara publik, Ranch Market diakuisisi oleh Blibli akhir tahun lalu.

Berdasarkan prospektus, IPO saham BELI ini mewakili sebanyak-banyaknya 17,77 miliar saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Dalam IPO ini, Blibli menawarkan BUY saham pada kisaran harga Rp 410-Rp 460 per saham.

Dengan demikian, Blibli berpotensi menghimpun dana baru sebesar Rp 8,17 triliun dari IPO saham BELI. Dari jumlah itu, Rp 5 triliun dana hasil penawaran umum saham Blibli akan digunakan untuk melunasi seluruh fasilitas pinjaman bank. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja.

Sebelumnya, BEI sudah memiliki dua saham e-commerce: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Selain itu, harga penawaran IPO Blibli kurang menarik bagi investor dibandingkan dua rekanannya.

Melihat ukuran perusahaan, Pandhu menghitung BELI akan memiliki modal sebesar Rs 16 triliun setelah IPO. Angka ini lebih rendah dari BUKA sebesar Rp32 triliun dan GOTO sebesar Rp143 triliun.

Dalam prospektus IPO-nya, Blibli menjelaskan: Untuk menyatukan status loyalitas dan meningkatkan program loyalitas di kedua platform.

Perusahaan juga mengatakan bahwa one-stop sign-on ini akan memungkinkannya untuk memperluas layanan tekfinnya pada saat yang bersamaan. Dengan merger ini, perusahaan berharap dapat meningkatkan keterlibatan konsumen dengan platform teknologinya dan lainnya dalam ekosistem grup yang lebih luas.

Selain sinergi penting tersebut, perusahaan juga aktif di ranah fintech, meluncurkan platform Blibli PayLater Buy Now Pay Later (BNPL) pada tahun 2020. Perusahaan juga memiliki afiliasi di bidang financial technology melalui Cermati.

Tanpa perbankan digital langsung seperti pesaingnya, yang menjadi tren besar saat ini, ekosistem Blibli didukung oleh blu, bank digital milik Bank Central Asia (BBCA). Kedua perusahaan tersebut tergabung dalam Grup Djarum.

Dana yang diperoleh dari IPO ini setelah dikurangi semua biaya penawaran ekuitas akan dialokasikan ke sekitar Rs 5,5 triliun untuk membayar seluruh saldo fasilitas bank. Sisanya akan digunakan oleh Perseroan dan anak perusahaan sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha Perseroan. Ini termasuk, namun tidak terbatas pada, aktivitas penjualan dan pemasaran, pengembangan produk, pembiayaan operasional (termasuk biaya pemeliharaan atau operasional lainnya). Fasilitas tambahan untuk mendukung bisnis perusahaan, termasuk update teknologi.

  

  

Post a Comment for "Blibli (BELI) Bakal IPO, Bidik Dana Rp 8 T"